Yuk Simak Prediksi Sektor Properti 2015 dan 2016 Ini

Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch (IPW) Ali Tranghanda memerkirakan, para pengembang akan dihadapkan pada titik terendah pasar properti di tahun 2015. Namun demikian, lanjutnya, para pengembang seharusnya tidak kehilangan akal untuk dapat beradu strategi di tahun sulit tersebut.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memasarkan properti di tahun 2015 antara lain, kesiapan cash flow proyek untuk proyek yang telah kadung diluncurkan haruslah lebih solid karena akan dihadapkan pada penurunan penjualan proyeknya. “Suku bunga konstruksi yang tinggi akan memberikan tekanan disamping naiknya harga bahan bangunan,” kata Ali, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (13/12/2014).

Meskipun pasar masih menyimpan daya beli, menurut Ali, namun saat itu diperkirakan keputusan pembelian properti akan lebih selektif untuk proyek-proyek yang masih memberikan aspek fungsional dan bukan sebagai spekulasi, karenanya proyek-proyek yang unik dan mempunyai konsep jelas yang akan bertahan.

Suku bunga KPR yang diperkirakan mencapai 13-14 persen akan membuat end-user berpikir dua kali untuk membeli properti dengan kredit karenanya nafas panjang pengembang kembali diuji dengan strategi pembayaran cicilan bertahap. “Ali menyarankan, pengembang yang akan meluncurkan proyeknya ada baiknya melakukan konsolidasi ulang berkaitan dengan timing kapan proyek akan diluncurkan,” ujarnya.

Namun begitu, menurutnya di sisi lain beberapa peluang akan tetap tumbuh. Tahun 2015 pemerintah akan fokus di infrastruktur sehingga potensi ke depan akan baik bagi perkembangan pasar properti. Selain itu juga masuknya investor asing menjelang dan sampai penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

“Rupiah yang tertekan tidak selamanya buruk, bidang ekspor akan naik bersamaan dengan maraknya arus asing di kawasan industri,” tukasnya.

Properti komersial di kawasan dengan basis ekonomi industri, kata dia, akan tumbuh karena pasarnya masih besar. Apartemen untuk ekspatriat akan semakin marak. Apartemen menengah di kisaran Rp300 – Rp800 juta dan rumah tapak di kisaran Rp500 juta – Rp1 miliar masih cukup berpeluang.

Disamping itu, di semester II/2015 diperkirakan BI Rate akan turun untuk memberikan stimulus sektor riil karena tidak bisa selamanya dilakukan pengetatan. Setelah kawasan industri umumnya siklus pasar perkantoran akan segera naik diperkirakan tahun 2016.

“Karenanya ketika secara umum pasar properti melambat di salah satu sisi, di sisi lain pasar properti di sektor lainnya akan memberikan peluang. Properti selalu dilihat sebagai dua sisi mata uang,” pungkasnya.(http://ekonomi.metrotvnews.com)



www.videobokep18.xyz rentalmobilpontianak www.pornvids.xyz fullbokep
www.videobokep18.xyz rentalmobilpontianak www.pornvids.xyz fullbokep